Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
Budiyono Dion, Bahasaku
Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
Proses anak memulai
mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal disebut dengan
pemerolehan bahasa. Pemerolehan bahasa pertama (B.1) anak terjadi bila anak
yang sejak semula tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa
pemerolehan bahasa anak, anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada
bentuk bahasanya. Bagaimana perolehan bahasa pertama dan kedua, akan dijelaskan
berdasarkanuraian massofa.wordpress.com berikut ini.
Pemerolehan bahasa
anak-anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu
rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju
gabungan kata yang lebih rumit.
Ada dua pengertian
mengenai pemerolehan bahasa. Pertama,
pemerolehan bahasa mempunyai permulaan yang mendadak, tiba-tiba. Kedua, pemerolehan bahasa memiliki suatu
permulaan yang gradual yang muncul
dari prestasi-prestasi motorik, sosial, dan kognitif pralinguistik.
Pemerolehan bahasa
pertama (B1) sangat erat hubungannya dengan perkembangan kognitif yakni
pertama, jika anak dapat menghasilkan ucapan-ucapan yang berdasar pada tata
bahasa yang teratur rapi, tidaklah secara otomatis mengimplikasikan bahwa anak
telah menguasai bahasa yang bersangkutan dengan baik. Kedua, pembicara harus
memperoleh ‘kategori-kategori kognitif’ yang mendasari berbagai makna ekspresif
bahasa-bahasa alamiah, seperti kata, ruang, modalitas, kausalitas, dan
sebagainya. Persyaratan-persyaratan kognitif terhadap penguasaan bahasa lebih
banyak dituntut pada pemerolehan bahasa kedua (PB2) daripada dalam pemerolehan
bahasa pertama (PB1).
Manusia memiliki
warisan biologi yang sudah dibawa sejak lahir berupa kesanggupannya untuk
berkomunikasi dengan bahasa khusus manusia dan itu tidak ada hubungannya dengan
kecerdasan atau pemikiran. Kemampuan berbahasa hanya sedikit korelasinya
terhadap IQ manusia . Kemampuan berbahasa anak yang normal sama dengan
anak-anak yang cacat.
Kemampuan berbahasa
sangat erat hubungannya dengan bagian-bagian anatomi dan fisiologi manusia,
seperti bagian otak tertentu yang mendasari bahasa dan topografi korteks yang
khusus untuk bahasa. Tingkat perkembangan bahasa anak sama bagi semua anak
normal; semua anak dapat dikatakan mengikuti pola perkembangan bahasa yang
sama, yaitu lebih dahulu menguasai prinsip-prinsip pembagian dan pola persepsi.
Kekurangan hanya sedikit saja dapat melambangkan perkembangan bahasa anak.
Bahasa tidak dapat diajarkan pada makhluk lain. Bahasa bersifat universal.
Pemerolehan bahasa pertama erat kaitannya dengan permulaan yang gradual yang
muncul dari prestasi-prestasi motorik, sosial, dan kognitif pralinguistik.
Pemerolehan bahasa
pertama erat sekali kaitannya dengan perkembangan sosial anak dan karenanya juga
erat hubungannya dengan pembentukan identitas sosial. Mempelajari bahasa
pertama merupakan salah satu perkembangan menyeluruh anak menjadi anggota penuh
suatu masyarakat. Bahasa memudahkan anak mengekspresikan gagasan, kemauannya
dengan cara yang benar-benar dapat diterima secara sosial.
Bahasa merupakan
media yang dapat digunakan anak untuk memperoleh nilai-nilai budaya, moral,
agama, dan nilai-nilai lain dalam masyarakat. Dalam melangsungkan upaya
memperoleh bahasa, anak dibimbing oleh prinsip atau falsafah ‘jadilah orang
lain dengan sedikit perbedaan’, ataupun ‘dapatkan atau perolehlah suatu
identitas sosial dan di dalamnya, dan kembangkan identitas pribadi Anda
sendiri’.
Sejak dini bayi telah
berinteraksi di dalam lingkungan sosialnya. Seorang ibu seringkali memberi
kesempatan kepada bayi untuk ikut dalam komunikasi sosial dengannya. Kala
itulah bayi pertama kali mengenal sosialisasi, bahwa dunia ini adalah tempat
orang saling berbagi rasa.
Melalui bahasa khusus bahasa pertama (B1),
seorang anak belajar untuk menjadi anggota masyarakat. B1 menjadi salah satu
sarana untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pendirian, dalam
bentuk-bentuk bahasa yang dianggap ada. Ia belajar pula bahwa ada bentuk-bentuk
yang tidak dapat diterima anggota masyarakatnya, ia tidak selalu boleh
mengungkapkan perasaannya secara gamblang.
Apabila seorang anak
menggunakan ujaran-ujaran yang bentuknya benar atau gramatikal, belum berarti
bahwa ia telah menguasai B1. Agar seorang anak dapat dianggap telah menguasai
B1 ada beberapa unsur yang penting yang berkaitan dengan perkembangan jiwa dan
kognitif anak itu. Perkembangan nosi-nosi (notion) atau pemahaman seperti
waktu, ruang, modalitas, sebab akibat, dan deiktis merupakan bagian yang
penting dalam perkembangan kognitif penguasaan B1 seorang anak.
Sistem pikiran yang
terdapat pada anak-anak dibangun sedikit demi sedikit apabila ada rangsangan
dunia sekitarnya sebagai masukan atau input (yaitu apa yang dilihat anak,
didengar, dan yang disentuh yang menggambarkan benda, peristiwa dan keadaan
sekitar anak yang mereka alami). Lama kelamaan pikirannya akan terbentuk dengan
sempurna. Setelah itu sistem bahasanya lengkap dengan perbendaharaan kata dan
tata bahasanya pun terbentuk.
baca selanjutnya....
0 Response to "Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua"
Post a Comment
mohon meninggalkan komentar