-->

Jenis-Jenis Pantun Menurut Bentuknya

Budiyono Dion, Bahasaku


Pembangunan Konteks dan Pemodelan Teks Pantun

Para Pelajar SMA/MA/SMK Kelas XI yang berbahagia
Sebelum Anda masuk kedalam kegiatan inti pembelajaran ini, ada baiknya akan saya sampaikan pengantar terlebih dahulu tentang pengertian dan hal-hal mengenai pantun, antara lain mengenai; pengertian pantun, peran pantun, struktur pantun dan jenis-jenis pantun.

1. Pengertian Pantun
Para Pelajar SMA/MA/SMK Kelas XI yang berbahagia
Sebelum Anda mengenali pantun lebih jauh, ada baiknya Anda menyimak dan menyanyikan bersama Teks Pantun yang berjudul “Rasa Sayange” berikut ini.

Teks Pantun “Rasa Sayange”

Rasa sayange rasa sayang sayange,
eee lihat ambon dari jauh rasa sayang sayange.
Rasa sayange rasa sayang sayange,
eee lihat Ambon dari jauh rasa sayang sayange.

Ayam hitam telurnya putih,
mencari makan di pinggir kali.
Orang hitam giginya putih,
kalau tertawa manis sekali.

Palau Pandan jauh di tengah,
di balik pulau isi angsa dua.
Hancur badan di kandung tanah,
budi baik dikenang jua.

Kalau ada sumur di ladang,
beleh kita menumpang mandi.
Kalau ada umur yang panjang,
boleh kita berjumpa lagi.

Para Pelajar SMA/MA/SMK Kelas XI yang berbahagia
Lagu “Rasa Sayange” tersebut merupakan lagu daerah yang berasal dari Maluku, Indonesia. Untuk mengungkapkan rasa sayang terhadap lingkungan, rakyat Maluku selalu
menyanyikan lagu ini. Dalam pergaulan sehari-hari pun mereka kerap menyanyikannya. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun.
Jika Anda perhatikan, beberapa bait pantun tersebut mengikuti kalimat;  Rasa sayange rasa sayang sayange, eeee lihat Ambon dari jauh rasa sayang sayange.
Pantun tersebut diciptakan sendiri oleh pelantun lagu sesuai dengan maksud dan tujuan lagu itu dinyanyikan. Pada bagian akhir, lagu selalu ditutup dengan syair, Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umur yang panjang, boleh kita berjumpa lagi.
Para Pelajar SMA/MA/SMK Kelas XI yang berbahagia
Pantun merupakan salah satu jenis sastra lisan yang berbentuk puisi. Pantun dikenal di berbagai daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda-beda. Dalam bahasa Minang, pantun berasal dari kata patuntun  petuntun’. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan nama parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal dengan paparikan. Pada masyarakat Batak, pantun dikenal dengan sebutan umpama atau ende-ende, dan masyarakat Toraja menyebutnya dengan londe. Orang Aceh dan Ambon juga mengenal pantun dan menyebutnya dengan panton, sedangkan orang Bengkulu menyebutnya dengan rejong.
Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai bentuk teks pantun walaupun dengan nama yang berbeda. Penyebaran pantun sampai ke pelosok Nusantara menjadi bukti bahwa pantun merupakan salah satu sastra lama yang hidup dalam kebudayaan Indonesia, masih disukai sebagian masyarakat Indonesia, serta merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang perlu kita lestarikan.
Ternyata, selain di Indonesia, di luar negeri pun terdapat teks pantun. Di Eropa, seperti Spanyol, teks yang sejenis dengan pantun disebut dengan  copla, di Bayern (Jerman) disebut dengan schnadahufe, di Itali dengan nama ritornello, dan di Latvia disebut dengan daina. Selain itu, Tiongkok, Indo Cina, dan Tibet juga mengenal pantun.Lahirnya  pantun Melayu diawali dengan kebiasaan masyarakat Melayu yang senang menggunakan kiasan untuk menyampaikan maksud. Pantun merupakan  salah satu bentuk kiasan yang sering digunakan dalam setiap acara, baik acara kelahiran, pertemuan, pernikahan maupun acara adat.
Dengan demikian, pantun merupakan alat komuniasi yang sangat penting dalam masyarakat Melayu, sehingga dahulu pantun dapat dijadikan alat untuk mengukur kepandaian seseorang. Orang yang cakap dalam berpantun dianggap orang yang pandai.
Dalam masyarakat Melayu Indragiri Hulu, Riau, salah satu prosesi adat pernikahan adalah membacakan Surat Kapal, yang dikenal juga dengan Syair Cenderawasih atau Cerita Kapal. Syair Cenderawasih itu merupakan pantun yang khusus dibacakan ketika keturunan bangsawan menikah, baik sesama keturunan bangsawan (raja) maupun salah satu di antaranya. Sementara itu, Surat Kapal atau Cerita Kapal khusus dibacakan dan dilantunkan untuk orang kebanyakan (masyarakat umum).
Pantun adalah puisi Indonesia asli yang telah ada berabad-abad yang lampau. Hingga sekarang pantun masih merupakan puisi yang populer dalam masyarakat Indonesia (Pantun disebut puisi rakyat yang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat. Pantunlah satu-satunya puisi lama yang masih hidup dan tersebar luas di zaman modern ini. Pantun dapat dikatakan sebagai puisi nasional karena, hampir setiap suku bangsa Indonesia mempunyai puisi. yang bentuk dan isinya sama dengan pantun, hanya istilahnya saja yang berbeda,
Ciri-ciri pantun apada umumnya adalah:
a.       Puisi (puisi lama) yang terditi 4 baris tiap bait/rangkap
b.      Pantun terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama (2 baris pertama) sebagai pengantar yang disebut sampiran, bagian kedua (2 baris terakhir) isi pantun;
c.       Pantun pada umumnya bersajak silang, yaitu: ab - ab
d.      Tiap baris terdiri dari 4 perkataan


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Jenis-Jenis Pantun Menurut Bentuknya"

Post a Comment

mohon meninggalkan komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel