Struktur Pantun
Budiyono Dion, Bahasaku.
Struktur Pantun
Dilihat dari segi strukturnya, pantun
dibangun atas unsur bait, larik (baris), rima, sampiran, dan isi. Selain unsur
tersebut, sebuah pantun juga mementingkan irama pada waktu pengucapan atau
penyampaiannya.
Dari beberapa contoh teks pantun yang telah dipaparkan, kalian bisa melihat
bahwa teks pantun terdiri atas empat larik/baris dan bersajak akhir a-b-a-b.
Lazimnya, teks pantun terdiri atas dua bagian: dua baris pertama disebut
sampiran dan dua baris terakhir disebut isi. Sampiran, yang biasanya berupa
sketsa alam/suasana (mencirikan mayarakat pendukungnya), berfungsi sebagai
pengantar (paling tidak menyiapkan rima/sajak dan irama dua baris terakhir)
untuk mempermudah pemahaman isi pantun.
Bagan: Struktur Dasar Teks Pantun
Untuk kalian ketahui, dua baris pertama merupakan
pembayang atau sampiran, sedangkan dua baris berikutnya mengandung maksud atau
isi. Sampiran yang biasanya merupakan unsur alam mengantarkan menuju isi atau
maksud yang merujuk kepada dunia manusia yang meliputi perasaan, pemikiran, dan
perbuatan manusia.
Bagan: Struktur teks pantun
Apa guna orang bertenun, }
sampiran baris 1
untuk membuat pakaian adat. }
sampiran baris 2
Apa guna orang berpantun, } isi
baris 1
untuk memberi petuah amanat. } isi
baris 2
Dari pantun itu, terlihat sampiran baris 1
merupakan unsur yang mengantarkan isi baris 1, sedangkan sampiran baris 2
merupakan unsur yang mengantarkan isi baris 2. Mengapa demikian?
Karena, Menurut Sutan Takdir Alisjahbana
fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar
memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tidak
berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi.
Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Apa guna orang bertenun,
untuk membuat pakaian adat.
Apa guna orang berpantun,
untuk memberi petuah amanat.
Apa guna orang bertenun,
untuk membuat kain selendang.
Apa guna orang berpantun,
untuk memberi hukum dan undang.
Apa guna orang bertenun,
untuk membuat kain dan baju.
Untuk apa orang berpantun,
untuk menimba berbagai ilmu.
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari
aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun
biasanya terdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tidak
selalu berlaku.
0 Response to "Struktur Pantun"
Post a Comment
mohon meninggalkan komentar